BABKEEMPAT CONTOH-CONTOH ISRA'ILIYYAT 1. Kisah Harun dan Marut 2. Makhluk-makhluk Jelmaan 3. Pembinaan Ka'bah Baitullah al-Haram dan Hajar al-Aswad 4. Kisah at-Tabut 5. Kisah Nabi Daud AS membunuh Jalut 6. Kisah Para Nabi dan Umat Terdahulu 7. Kisah Diriwayatkan tentang Nabi Adam AS 8. Kisah Tubuh Badan al-Jabbarinyang Besar dan khurafat Uj bin Uq
Kisah-kisah Israiliyat? Saya pernah mendengar penafsiran kisah dari ayat Al-Qur’an bahwa Nabi Adam dan Ibu Hawa setelah melanggar perintah untuk mendekati pohon dengan memakan buah khuldi karena godaan syetan, terbukalah auratnya. Penafsirkan ayat ini adalah sebagai asal muasal pertama kalinya muncul jakun pada leher laki-laki dan “maaf” payudara pada wanita. Telah lama saya meyakini hal ini sebagai kisah Israiliyat. Tapi akhir-akhir ini istri saya cerita, di salah satu kuliah program pendidikan Islam pada universitas Islam negeri, dosennya memunculkan lagi kisah tersebut sebagai tafsir dari ayat itu. Ketika ditanyakan pada teman-temannya merekapun meyakini hal yang sama. Bagaimana penafsiran ayat tersebut sebenarnya? Agus Salim Jawaban Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Israiliyat adalah kisah-kisah atau kabar tentang masa lalu, baik kisah tentang para nabi atau pun orang-orang shalih lainnya. Dinisbatkan istilah ini kepada Bani Israil lantaran sumber kisah ini memang dari Bani Israil. Nama Israil sesungguhnya nama nabi Ya’qub alaihissalam. Beliau punya anak 12 orang, salah satunya nabi Yusuf alaihissalam. Ke-12 anak ini kemudian menurunkan sebuah bangsa yang di kemudian hari dikenal dengan istilah Bani Israil. Kisah israiliyat sebenarnya kisah yang bersumber dari literatur ahli kitab, yang kebanyakannya merupakan kisah yang bersumber dari orang-orang Yahudi, atau orang Islam yang dahulunya pernah memeluk agama itu. Beberapa di antara shahabat nabi SAW memang ada yang dahulu berasal dari agama itu. Misalnya, Ka’ab Al-Ahbar dan Wahab ibn Munabbih. Barangkali para shahabat yang masuk Islam itu tidak bermaksud menyampaikan cerita bohong. Sebab selama mereka memeluk agama itu, kisah-kisah itulah yang mereka punya. Ketika ada ayat Al-Quran menyinggung kisah yang sama, mereka pun memberi komentar berdasarkan apa yang mereka baca di kitab-kitab mereka sebelumnya. Kalau pun ada kebohongan dan dusta, bukan terletak pada shahabat itu, melainkan dusta itu sudah ada sejak lama dalam agama mereka sebelumnya. Mereka hanya mendapatkan imbas yang tidak enak dari agama lama mereka. Dan sebenarnya, pada titik inilah letak perbedaan Islam dan agama sebelumnya. Yaitu tidak adanya proses penshahihan sebagaimana yang kita kenal dalam sistem periwayatan hadits. Orang Yahudi tidak pernah mengenal kritik sanad, tidak kenal riwayat yang shahih, hasan, dhaif atau palsu. Semua bercampur aduk menjadi satu, tanpa seorang pun yang bisa membedakan mana kisah yang benar dan mana yang bohong. Namun Rasulullah SAW sendiri tetap bijaksana menyikapinya. Beliau tidak menggeneralisir bahwa semua kisah yang bersumber dari Yahudi pasti salah. Meski pun juga tidak bisa langsung membenarkannya. Beliau hanya mengingatkan untuk berhati-hati dalam menerimanya. Sebagaimana sabda beliau إذا حدَّثكم أهل الكتاب فلا تصدقوهم ولا تكذبوهم Bila ahli kitab menceritakan kisah kepadamu, jangan kalian benarkan dan jangan pula kalian ingkari. Al-Hadits Ukuran yang Bisa Diterapkan Namun demikian, tetap masih ada beberapa ukuran atau pedoman yang bisa kita terapkan sebagai standar untuk menerima atau menolak kisah israiliyat. Yang utama adalah bila kisah itu bertentangan dengan kisah yang ada dalam Al-Quran atau hadits nabi SAW. Baik bertentangan dari alur cerita, logika maupun dasar-dasar aqidah. Sebab dari segi aqidah, agama kita relatif agak sama dengan agama mereka. Seperti tentang Allah, rasul, kitab dan hari akhir. Perbedaan yang mendasar ada pada masalah teknis ibadah ritual. Sementara masalah aqidah tetap sama. Karena kita bisa menjamin 100% kebenaran aqidah kita, maka bisa kita jadikan tolok ukur untuk menilai penyelewengan aqidah agama sebelum Islam. Bila dari segi aqidah Islam terlihat jelas pertentangannya, maka kita bisa pastikan bahwa kisah israiliyat itu bohong dan dusta serta tidak bisa diterima. Atau bila dari segi iman kepada nabi bahwa nabi itu adalah hamba yang taat, lalu kita terima kisah dari mereka menceritakan bahwa ada nabi yang mabok, berzina, stres dan lainnya, sudah bisa kita pastikan bahwa kisah dari mereka itu salah. Atau kalau ada nabi dikisahkan mati digantung hanya pakai celana kolor saja, jelas kisah itu sangat dusta. Apalagi Al-Quran sendiri menyatakan bahwa nabi itu tidak dibunuh, tidak disalib tetapi diangkat ke sisi Allah. Kisah Israiliyat dalam kitab tafsir Banyak orang yang salah dalam mengerti kitab tafsir, sehingga menuduh bahwa sumber cerita israiliyah itu berasal dari sana. Memang benar adanya kitab tafsir yang mencantumkan keterangan dari sumber-sumber ahli kitab itu sesungguhnya harus dipahami dengan cerdas. Yaitu sekedar menghimpun data, namun belum dibedakan mana yang benar dan mana yang mitos. Tergantung dari bagaimana sikap dan tujuan para mufassir ketika menyusunnya. Ada yang lebih menekankan pencatatan semua hal yang berkaitan, meski belum lagi dilakukan proses penelitian lebih jauh. Kitab seperti ini, sebenarnya lebih dikhususkan buat para ahli sejarah dan para peneliti. Tugas mereka akan lebih ringan, karena tidak perlu lagi mengumpulkan data, tinggal meneliti saja lalu memilah mana yang shahih dan mana yang tidak. Dan di sisi lain, ada sebagai ulama tafsir yang lebih maju dansudah sampai taraf itu. Sehingga semua materi yang ada di dalam kitabnya, sudah dikaji dan diteliti ulang. Sehingga dikeluarkan kisah-kisah yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kitab-kitab tafsir seperti ini lebih memudahkan buat orang awam karena sudah siap santap. Wallahu a;lam bishshawab, wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Sarwat, Lc. Dansampaikanlah berita dari Bani Israil dan tidak berdosa.Dan barang siapa yang berdusta atas namaku, maka tempat kembalinya adalah neraka". (HR. Imam Bukhari). Tingkatan tersebut adalah sebagai berikut: 1). Berita yang diketahui sama dan sesuai dengan hadis Nabi SAW., seperti nama sahabat Nabi Musa As. yaitu Khadir. 2).Apabila menyentuh tentang Israiliyat, ramai di kalangan kita yang masih belum faham sepenuhnya maknanya. Adakah ia berkaitan dengan nama orang ataupun sesebuah kaum yang pernah hidup di Tanah Arab? Hakikatnya istilah ini harus diladeni oleh setiap orang Islam kerana ini adalah satu istilah yang telah dimanipulasi oleh bangsa Yahudi sejak berpuluh-puluh tahun dengan misi untuk mengelirukan umat Islam. Kumpulan cerita yang dinisbahkan kepada bangsa Yahudi secara umum disebut sebagai Israiliyat. Namun dalam pembahasan mengenai tafsir al-Quran dan hadis Nabi SAW, kisah Israiliyat bukan sahaja dialamatkan kepada tradisi agama Yahudi, malah kepada agama Nasrani dan hikayat lain yang terangkum dalam tradisi Yahudi-Kristian. Israiliyat boleh berbentuk tulisan mahupun narasi yang ditemukan dalam kesusasteraan Islam, khususnya tafsir dan hadis. Israiliyat menjadi isu penting dalam Islam sejak meluasnya penafsiran dan pemahaman terhadap ayat-ayat al-Quran dan hadis Nabi SAW. Al-Quran dan hadis merupakan dua sumber pengetahuan dan hukum Islam yang memerlukan pemahaman dan penafsiran. Sebahagian dari kisah Israiliyat dibenarkan dan diterima oleh kaum Muslim tetapi sebahagian lagi ditolak. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, para sahabat dapat terus bertanya kepada Nabi SAW mengenai penafsiran dan pemahaman ayat al-Quran serta hadis dan Nabi SAW dapat menjelaskan kepada mereka maksud dari al-Quran dan hadis itu. Sebahagian sahabat puas hati dengan penjelasan Nabi SAW, namun sebahagian lagi tidak khususnya ayat-ayat yang berkaitan dengan sejarah masa lalu. Untuk itu, mereka lalu menanyakan penjelasan lebih terperinci kepada sahabat-sahabat Nabi SAW yang sebelumnya beragama Yahudi dan Nasrani. Tidak semua penjelasan sahabat Nabi SAW yang bekas Yahudi dan Nasrani bersumber dari fakta sejarah yang tertulis dalam kitab suci kedua agama itu. Seringkali penjelasan mereka melibatkan unsur psikologi dan pengalaman peribadi mereka selaku bekas penganut tradisi Yahudi-Nasrani. Bahkan beberapa doktrin teologi Yahudi-Nasrani juga kerap kali masuk dalam penjelasan mereka ketika menafsirkan suatu ayat atau hadis. Umumnya, kisah-kisah nabi dan rasul dalam tradisi Islam dikemukakan dengan mengambil inspirasi dari tradisi Israiliyat, baik Yahudi mahupun Nasrani. Dalam al-Quran, kisah-kisah tersebut seringkali disampaikan dalam bentuk pesanan moral sahaja. Contohnya, kepercayaan mengenai turunnya Isa al-Masih sebagai al-Mahdi di kalangan Ahlu Sunnah wal Jamaah merupakan kepercayaan yang berasal dari Israiliyat. Mitos Hawa yang dibuat dari tulang rusuk Adam juga termasuk Israiliyat. Setelah Nabi SAW wafat, informasi tentang Israiliyat tersebar lebih luas tanpa penapisan. Apalagi keterangan-keterangan itu datang daripada para sahabat Nabi SAW yang dihormati seperti Ka’b al-Ahbar dan Abdullah bin Salam, dua bekas penganut agama Yahudi yang tinggal di Madinah. Pada masa generasi sesudah sahabat, Israiliyat mula mendapat perhatian serius kerana banyak riwayat yang tidak lagi hanya bersifat penafsiran sejarah tetapi sudah masuk persoalan akidah dan hukum. Para ahli hadis menjadi sangat selektif dalam menerima riwayat yang dianggap sebagai sabda Nabi SAW atau sahabat. Riwayat-riwayat Israiliyat paling banyak dtemui dalam kitab-kitab tafsir. Bahkan tidak ada satu kitab tafsir pun yang luput dari sentuhan Israiliyat. Tafsir-tafsir besar seperti Jami’ al-Bayan karya at-Tabari, Tafsir al-Quran al-Azim karya Ibnu Kasir dan Tafsir al-Alusi karya Syihabuddin al-Alusi adalah karya-karya tafsir berpengaruh yang banyak memuat riwayat Israiliyat. Bahkan Rasyid Rida, penafsir moden Mesir yang anti terhadap kisah Israiliyat, dalam kitab tafsirnya, Tafsir al-Manar, memuat banyak riwayat yang bersumber dari Israiliyat.
IbnuAbbas, Ibnu Mas'ud, dan beberapa sahabat Nabi lainnya berkata: "Dan Dia mengutuk ular itu, memotong kakinya, membuatnya berjalan di atas perutnya, dan membuat tanah sebagai rizkinya. Dia menjatuhkan Adam, Hawa, Iblis, dan ular itu ke bawah (bumi)." (PH) Bersambung ke: Kisah Tentang Adam (9): Tempat Dijatuhkannya Adam
Terdapat riwayat sebutkan ular terlaknat dan tidak masuk surga. Ilustrasi ular KAIRO— Berbagai kisah tentang Nabi Adam AS dan Hawa banyak berkembang di masyarakat. Terutama tentang bagaimana Nabi Adam diusir dari surga karena melanggar larangan Allah ﷻ setelah mendapat bisikan buruk dari iblis. Ada versi kisah yang menyebutkan bahwa iblis bisa masuk ke surga dan membisiki Adam karena bantuan dari hewan ular saat itu. Iblis dikisahkan bersembunyi di antara taring ular untuk bisa masuk ke surga dan menggoda Nabi Adam AS. Karena peristiwa ini, konon ular menjadi hewan terlaknat karena berkontribusi atas terusirnya Adam. Dalam sebuah hadits yang ternyata sangat lemah sanadnya, ular disebut sebagai hewan yang harus dibunuh karena menjadi salah satu makhluk penyebab terusirnya Adam. Dari semua kisah dan riwayat di atas, benarkah cerita dan nasib ular sebagai hewan terlaknat? Dilansir dari Elbalad, cerita di atas merupakan kisah Israiliyat atau berasal dari orang-orang Israel sejak dulu. Ada juga ahli kitab yang memberikan kisah dengan versi demikian dan Ibnu Abas juga tidak meriwayatkan hadits tersebut. Penasihat Fatwa Mesir, Dr Majdy Ashour juga mengatakan, narasi bahwa ular terlaknat dan menjadi hewan yang tidak masuk surga adalah tidak benar. Hewan-hewan memang akan hadir saat hari kebangkitan, tapi bukan untuk dihitung amal dan kesalahannya, melainkan untuk menjadi saksi atas dirinya jika pernah terzalimi selama di dunia Terkait kisah Nabi Adam AS, Allah SWT berfirman فَوَسْوَسَ لَهُمَا ٱلشَّيْطَٰنُ لِيُبْدِىَ لَهُمَا مَا وُۥرِىَ عَنْهُمَا مِن سَوْءَٰتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَىٰكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةِ إِلَّآ أَن تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ ٱلْخَٰلِدِينَ Artinya “Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal dalam surga.” QS Al A’raf 20. Melalui penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak ada surat atau riwayat hadits yang menyebutkan tentang kisah ular yang terlaknat karena membantu iblis menggoda Nabi Adam AS. Semua narasi itu bersumber dari kisah Israiliyyat yang tidak ada bukti dalam ayat Alquran dan hadits Rasulullah ﷺ. Sumber
Kisahdalam Kamus Besar^bahasa^Indonesia (KBBI) mendefinisikan kisah sebagai cerita, kejadian, pada hidup seseorang yang terlampaui. Adapun kisah yang di maksud ialah kisah Isra‟iliyyat pada Nabi Ayyub.3 Nabi Ayyub adalah seorang yang kaya raya, ia memiliki banyak binatang ternak, kebun, anak-anak, dan lainnya. Kemudian Allah